Organisasi Keamanan Aplikasi Web Terbuka (Open Web Application Security Project atau OWASP) menyediakan daftar Top 10 serangan yang paling umum terhadap aplikasi web. Berikut ini beberapa contoh serangan yang termasuk dalam daftar tersebut:
1. Injection Attacks:
Contoh serangan ini termasuk SQL Injection dan Command Injection. Penyerang mencoba memanipulasi input yang masuk ke aplikasi untuk menyisipkan perintah atau kode berbahaya yang dapat menyebabkan kerentanan dan membahayakan integritas data atau sistem.
2. Cross-Site Scripting (XSS):
Serangan XSS terjadi ketika penyerang menyisipkan skrip berbahaya ke dalam halaman web yang akan dilihat oleh pengguna. Skrip ini dapat dieksekusi oleh browser pengguna dan dapat digunakan untuk mencuri informasi pribadi, seperti cookie atau data login.
3. Cross-Site Request Forgery (CSRF):
Dalam serangan CSRF, penyerang memanfaatkan kepercayaan aplikasi terhadap permintaan yang diajukan oleh pengguna yang telah diautentikasi sebelumnya. Penyerang memaksa pengguna untuk menjalankan tindakan yang tidak disengaja, seperti mengirimkan permintaan yang berbahaya, yang akan dieksekusi oleh aplikasi.
Dalam serangan CSRF, penyerang memanfaatkan kepercayaan aplikasi terhadap permintaan yang diajukan oleh pengguna yang telah diautentikasi sebelumnya. Penyerang memaksa pengguna untuk menjalankan tindakan yang tidak disengaja, seperti mengirimkan permintaan yang berbahaya, yang akan dieksekusi oleh aplikasi.
4. Broken Authentication and Session Management:
Serangan pada mekanisme autentikasi dan manajemen sesi ini terjadi ketika kelemahan dalam implementasi autentikasi atau manajemen sesi memungkinkan penyerang untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna atau informasi sesi yang sensitif.
Serangan pada mekanisme autentikasi dan manajemen sesi ini terjadi ketika kelemahan dalam implementasi autentikasi atau manajemen sesi memungkinkan penyerang untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna atau informasi sesi yang sensitif.
5. Security Misconfiguration:
Kesalahan konfigurasi keamanan, seperti pengaturan default yang lemah, izin file yang tidak tepat, atau pengecualian pesan kesalahan yang berlebihan, dapat memberikan kesempatan bagi penyerang untuk mengeksploitasi aplikasi.
Kesalahan konfigurasi keamanan, seperti pengaturan default yang lemah, izin file yang tidak tepat, atau pengecualian pesan kesalahan yang berlebihan, dapat memberikan kesempatan bagi penyerang untuk mengeksploitasi aplikasi.
6. XML External Entity (XXE) Attacks:
Serangan XXE terjadi ketika aplikasi tidak memvalidasi atau memfilter input XML yang masuk dengan benar. Penyerang dapat memanfaatkan celah ini untuk membaca atau memanipulasi data eksternal atau menjalankan serangan Denial of Service (DoS).
Serangan XXE terjadi ketika aplikasi tidak memvalidasi atau memfilter input XML yang masuk dengan benar. Penyerang dapat memanfaatkan celah ini untuk membaca atau memanipulasi data eksternal atau menjalankan serangan Denial of Service (DoS).
7. Security Vulnerabilities in Components:
Aplikasi web sering menggunakan komponen atau pustaka pihak ketiga. Jika komponen tersebut memiliki kerentanan keamanan yang tidak diperbarui, penyerang dapat mengeksploitasi celah tersebut untuk mengakses atau mengendalikan aplikasi.
Aplikasi web sering menggunakan komponen atau pustaka pihak ketiga. Jika komponen tersebut memiliki kerentanan keamanan yang tidak diperbarui, penyerang dapat mengeksploitasi celah tersebut untuk mengakses atau mengendalikan aplikasi.
8. Insecure Direct Object References:
Jika aplikasi menggunakan referensi langsung ke objek, seperti ID objek dalam URL, tanpa otorisasi yang memadai, penyerang dapat memanipulasi referensi tersebut untuk mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif.
Jika aplikasi menggunakan referensi langsung ke objek, seperti ID objek dalam URL, tanpa otorisasi yang memadai, penyerang dapat memanipulasi referensi tersebut untuk mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif.
9. Unvalidated Redirects and Forwards:
Jika aplikasi melakukan pengalihan atau pengiriman tanpa memvalidasi URL tujuan, penyerang dapat memanipulasi URL tersebut untuk mengarahkan pengguna ke situs palsu atau berbahaya.
Jika aplikasi melakukan pengalihan atau pengiriman tanpa memvalidasi URL tujuan, penyerang dapat memanipulasi URL tersebut untuk mengarahkan pengguna ke situs palsu atau berbahaya.
10. Insufficient Logging and Monitoring:
Serangan ini melibatkan kegagalan dalam melakukan logging dan pemantauan yang memadai terhadap aktivitas aplikasi. Ini dapat menyulitkan deteksi serangan dan menyediakan kesempatan bagi penyerang untuk memanfaatkan celah tanpa diketahui.
Penting untuk diingat bahwa ini hanyalah contoh-contoh serangan yang umum, dan setiap aplikasi dapat memiliki kerentanan keamanan yang unik. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi praktik pengembangan yang aman dan melakukan pengujian keamanan secara berkala untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan dalam aplikasi web.
Tags
Teknologi