📢 Selamat datang di e-GalihOS! Temukan artikel menarik seputar teknologi dan tips blog kreatif setiap minggunya! 🌐📱 📢

Sehat Mana: Air Demineral atau Air Mineral? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Air merupakan kebutuhan vital bagi setiap makhluk hidup. Sebagai manusia, sekitar 60% tubuh kita terdiri dari air, yang berperan penting dalam hampir seluruh fungsi tubuh, mulai dari regulasi suhu, transportasi nutrisi, hingga detoksifikasi. Namun, tidak semua air memiliki komposisi yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal beberapa jenis air minum, di antaranya air mineral dan air demineral.

Pertanyaannya, mana yang lebih sehat untuk dikonsumsi secara rutin: air mineral atau air demineral? Untuk menjawabnya, mari kita telaah dari aspek kandungan, manfaat, potensi risiko, dan pandangan ilmiah.


Apa Itu Air Mineral dan Air Demineral?

Air Mineral

Air mineral berasal dari sumber alami seperti pegunungan atau mata air dalam tanah yang kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, natrium, dan bikarbonat. Kandungan mineral ini terjadi secara alami dan sering kali diproses minimal sebelum dikemas.

Ciri-ciri air mineral:

  • Mengandung mineral alami (Ca²⁺, Mg²⁺, Na⁺, Cl⁻, HCO₃⁻).
  • pH biasanya netral hingga sedikit basa.
  • Tidak mengalami proses deionisasi atau distilasi.
  • Banyak digunakan sebagai air minum kemasan.

Air Demineral

Air demineral adalah air yang telah dihilangkan hampir seluruh kandungan mineralnya melalui proses seperti distilasi, reverse osmosis, atau deionisasi. Proses ini biasanya digunakan untuk tujuan industri atau laboratorium, tetapi beberapa produk air minum menggunakan air demineral sebagai dasar.

Ciri-ciri air demineral:

  • Hampir tidak mengandung mineral (zat terlarutnya sangat rendah).
  • Sangat murni secara kimiawi.
  • Umumnya tidak memiliki rasa.
  • Kadang disebut juga “air suling” atau “air RO”.


Perbandingan Kandungan dan Manfaat Kesehatan



Pendapat Ilmiah dan Hasil Penelitian

1. WHO: Water with Low Mineral Content

Dalam dokumen World Health Organization (WHO, 2005) berjudul Nutrients in Drinking Water, disebutkan bahwa konsumsi air dengan kadar mineral yang sangat rendah (seperti air demineral) tidak direkomendasikan sebagai air minum utama. Alasan utamanya adalah:

  • Kekurangan ion penting seperti kalsium dan magnesium.
  • Potensi mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh.
  • Dapat meningkatkan ekskresi mineral dari tubuh karena efek diuretik ringan.
  • Referensi: WHO. (2005). Nutrients in Drinking Water. https://www.who.int

2. Penelitian di Jerman: Efek Air Demineral

Sebuah studi oleh Zündel et al. (2000) di Jerman mengamati efek konsumsi air demineral pada hewan dan manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan mineral penting dan peningkatan risiko gangguan metabolik.

Zündel, J. E. et al. (2000). The health impact of drinking demineralized water. Journal of Water and Health.

3. Manfaat Air Mineral Alam

Menurut penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition, air mineral yang kaya magnesium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.

Rosanoff, A. (2013). Magnesium intake and heart health: meta-analysis of population studies. AJCN.


Risiko Konsumsi Air Demineral dalam Jangka Panjang

  1. Defisiensi mineral - Terutama kalsium dan magnesium, yang dibutuhkan untuk tulang dan otot.
  2. Gangguan elektrolit - Air murni tanpa mineral bisa mengganggu keseimbangan ion dalam darah.
  3. Meningkatkan ekskresi urin - Karena osmolaritasnya rendah, air demineral merangsang buang air kecil lebih sering.


Kapan Air Demineral Bisa Digunakan?

Meskipun tidak direkomendasikan untuk konsumsi jangka panjang, air demineral tetap memiliki tempat, misalnya:

  • Dalam pengobatan dan laboratorium, untuk larutan infus atau alat steril.
  • Dalam mesin dan peralatan yang sensitif terhadap kerak atau mineral.
  • Sebagai dasar untuk minuman yang diperkaya, jika ditambahkan kembali mineral secara artifisial.


Rekomendasi Konsumsi: Mana yang Lebih Sehat?

Secara umum, air mineral lebih sehat dan aman dikonsumsi secara rutin karena mengandung mineral penting yang membantu menjaga keseimbangan tubuh.

Namun, kualitas air juga bergantung pada sumber dan proses pengemasannya. Air mineral dari sumber yang terkontaminasi atau tidak terstandar juga bisa membawa risiko. Oleh karena itu, pastikan memilih air mineral dari produsen terpercaya yang memiliki sertifikasi BPOM dan SNI.


Kesimpulan

Jika harus memilih antara air mineral dan air demineral untuk konsumsi harian, air mineral adalah pilihan yang lebih sehat. Selain menghidrasi tubuh, air mineral juga membantu memenuhi kebutuhan mikronutrien penting seperti magnesium dan kalsium. Sementara air demineral lebih cocok untuk keperluan non-konsumsi atau penggunaan jangka pendek dalam kondisi tertentu.

🔍 Ingin tahu lebih banyak soal gaya hidup sehat dan pilihan air minum terbaik? Jangan ragu tinggalkan komentar atau bagikan artikel ini ke teman dan keluarga. Follow blog kami untuk update rutin seputar kesehatan berbasis sains!


Daftar Pustaka

  1. World Health Organization. (2005). Nutrients in Drinking Water. https://www.who.int
  2. Zündel, J. E. et al. (2000). The health impact of drinking demineralized water. Journal of Water and Health.
  3. Rosanoff, A. (2013). Magnesium intake and heart health: meta-analysis of population studies. American Journal of Clinical Nutrition.
  4. Popkin, B. M., D’Anci, K. E., & Rosenberg, I. H. (2010). Water, hydration and health. Nutrition Reviews, 68(8), 439–458.
  5. WHO Guidelines for Drinking-water Quality, 4th edition. (2017). https://www.who.int/water_sanitation_health/publications/gdwq4/en/

GALIHOS

Saya seorang blogger dan vlogger. Hidup saya adalah kumpulan cerita, yang terekam dalam piksel dan kata-kata. Saya berkembang di bawah tekanan dengan menjunjung tinggi profesionalitas, merangkul seni, cita rasa, dan jalan yang tak berujung. Alam adalah tempat istirahat saya. Namun, hanya sedikit yang tahu obsesi saya dengan disiplin ilmu spionase, peretasan dan kejahatan digital. Saya mempelajari infiltrasi, enkripsi dan cara melacak jejak digital. Hanya sekadar pembelajaran atau begitulah yang saya kira. Setiap petualangan, setiap rahasia, saya dokumentasikan. Media sosial saya menyimpan masa lalu saya, kebenaran yang mutlak. Satu hal yang pasti, saya akan menjaga konfidensial saya, karena selalu ada penipu yang menyamar sebagai pendengar dan selalu ada pendengar yang mengintai dalam kegelapan.

Lebih baru Lebih lama