Kajian Klinis dan Strategi Penanganan
Tension-Type Headache (TTH) atau sakit kepala tipe tegang adalah salah satu jenis sakit kepala primer yang paling sering dialami oleh masyarakat umum. Meskipun tergolong tidak seberbahaya migrain, TTH tetap memberikan dampak signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya. Salah satu faktor pencetus dan pemicu eksaserbasi TTH yang sering dilaporkan adalah gangguan tidur atau pola tidur yang tidak teratur.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai definisi TTH, klasifikasi, patofisiologi, hubungan antara pola tidur kacau dengan TTH, serta strategi penanganan berdasarkan temuan ilmiah terkini.
Definisi dan Klasifikasi Tension-Type Headache
Menurut International Classification of Headache Disorders, edisi ke-3 (ICHD-3), TTH didefinisikan sebagai:
"Sakit kepala dengan intensitas ringan hingga sedang, biasanya bilateral, dengan karakteristik menekan atau mengikat, dan tidak diperberat oleh aktivitas fisik rutin."
TTH dibagi menjadi tiga kategori utama:
- Episodik Infrekuen: <1 hari sakit kepala per bulan
- Episodik Frekuen: 1–14 hari sakit kepala per bulan
- Kronis: ≥15 hari sakit kepala per bulan selama lebih dari 3 bulan
Sumber: Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS), 2018.
Gejala Klinis TTH
Gejala utama yang khas dari TTH meliputi:
- Rasa sakit bilateral (kedua sisi kepala)
- Sensasi tekanan atau “ikat” di kepala
- Intensitas ringan sampai sedang
- Tidak disertai mual berat, tetapi bisa disertai fotofobia atau fonofobia ringan
- Dapat berlangsung dari 30 menit hingga beberapa hari
Patofisiologi TTH
Mekanisme pasti dari TTH belum sepenuhnya dipahami, namun terdapat dua teori utama:
- Mekanisme perifer: disebabkan oleh ketegangan otot perikranial yang meningkat, biasanya karena stres atau postur tubuh yang buruk.
- Mekanisme sentral: melibatkan gangguan modulasi nyeri di sistem saraf pusat akibat hipersensitivitas nyeri jangka panjang (central sensitization).
Dalam kasus kronis, teori sentral lebih dominan, di mana penderita mengalami penurunan ambang nyeri terhadap rangsangan normal.
Referensi: Bendtsen L, Jensen R. (2006). Tension-type headache: the most common, but also the most neglected, headache disorder. Curr Opin Neurol.
Hubungan antara Pola Tidur dan TTH
1. Pola Tidur Kacau sebagai Pencetus TTH
Studi menunjukkan bahwa disfungsi tidur merupakan salah satu faktor pemicu paling umum dari TTH, terutama tipe kronis. Kurang tidur, tidur tidak nyenyak, insomnia, atau tidur yang tidak teratur (misalnya begadang terus-menerus atau tidur siang berlebihan) dapat meningkatkan kejadian sakit kepala.
“Penderita TTH kronis 2–3 kali lebih mungkin mengalami gangguan tidur dibanding populasi umum.”— Smitherman et al., Headache Journal, 2017
2. Gangguan Tidur Memperkuat Persepsi Nyeri
Kurang tidur atau tidur yang terganggu dapat menurunkan ambang nyeri secara fisiologis. Hasil penelitian neurofisiologis menunjukkan bahwa gangguan tidur mengurangi produksi serotonin dan dopamin, dua neurotransmiter yang terlibat dalam modulasi nyeri.
3. Siklus Vicious: Tidur Buruk – Sakit Kepala – Tidur Makin Buruk
Gangguan tidur menyebabkan sakit kepala, dan sakit kepala yang menetap (terutama saat malam) justru memperburuk kualitas tidur, membentuk siklus gangguan berulang.
Faktor Risiko TTH Terkait Pola Tidur
Beberapa faktor risiko yang memperkuat hubungan antara pola tidur kacau dan TTH, antara lain:
Diagnosis TTH
Diagnosis TTH bersifat klinis berdasarkan riwayat dan gejala. Tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik, namun pemeriksaan dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti migrain, tumor otak, atau infeksi.
Kriteria diagnosis menurut ICHD-3:
- Durasi 30 menit hingga 7 hari
- Minimal dua dari empat ciri: bilateral, tekanan ringan/sedang, tidak memburuk dengan aktivitas, tanpa mual/ muntah
- Tidak lebih dari satu gejala penyerta: fotofobia, fonofobia ringan
Manajemen dan Penanganan
1. Modifikasi Pola Tidur
Penting untuk memperbaiki kebiasaan tidur pasien, terutama dalam kasus TTH kronis. Berikut adalah rekomendasi “sleep hygiene”:
- Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari
- Hindari penggunaan gawai 1 jam sebelum tidur
- Hindari konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin menjelang tidur
- Ciptakan lingkungan tidur yang tenang dan gelap
- Hindari tidur siang >30 menit
Studi Terkait: Ong JC et al. (2012). Sleep and headache disorders: a review. Cephalalgia.
2. Farmakoterapi
A. Untuk serangan akut:- Analgesik ringan: parasetamol, ibuprofen
- Hindari penggunaan berlebihan agar tidak terjadi medication overuse headache (MOH)
- Amitriptyline (dosis rendah)
- Antidepresan trisiklik lain seperti nortriptyline
Referensi: Bendtsen L et al., (2010). EFNS guideline on the treatment of tension-type headache.
3. Terapi Non-Farmakologis
- Kognitif Behavioral Therapy (CBT): untuk mengurangi stres dan kecemasan
- Terapi relaksasi dan biofeedback: menurunkan ketegangan otot
- Fisioterapi: latihan peregangan otot leher dan bahu
- Akupunktur: hasilnya bervariasi, namun beberapa studi menunjukkan manfaat jangka pendek
4. Olahraga Teratur
Olahraga aerobik seperti jalan cepat, berenang, atau yoga telah terbukti mengurangi frekuensi dan intensitas TTH.
Prognosis
TTH, terutama yang bersifat episodik, umumnya memiliki prognosis yang baik dengan perbaikan gaya hidup. Namun, pada TTH kronis, pengobatan dapat berlangsung lama dan memerlukan pendekatan multidisipliner. Pola tidur yang stabil dan sehat menjadi kunci utama dalam manajemen jangka panjang.
Kesimpulan
Tension-Type Headache (TTH) adalah gangguan sakit kepala primer yang sangat umum, dengan penyebab multifaktorial. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah pola tidur yang kacau, yang tidak hanya mencetuskan TTH tetapi juga memperparah gejala dan mengganggu kualitas hidup.
Penanganan terbaik dari TTH melibatkan kombinasi perbaikan kebiasaan tidur, manajemen stres, intervensi farmakologis dan non-farmakologis. Pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara tidur dan nyeri kepala dapat membantu pasien menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Daftar Pustaka
- Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The International Classification of Headache Disorders, 3rd edition. Cephalalgia. 2018;38(1):1–211.
- Bendtsen L, Jensen R. Tension-type headache: the most common, but also the most neglected, headache disorder. Curr Opin Neurol. 2006;19(3):305–309.
- Smitherman TA, et al. The relation of insomnia and headaches: A longitudinal examination of headache type and frequency. Headache. 2017;57(3):403–416.
- Ong JC, Park M, et al. Sleep and headache disorders: a review. Cephalalgia. 2012;32(13):1059–1070.
- Bendtsen L, Evers S, Linde M, Mitsikostas DD, Sandrini G, Schoenen J. EFNS guideline on the treatment of tension-type headache. European Journal of Neurology. 2010;17(11):1318–1325.

